Sabtu, 06 September 2008

Alumni Terbaik Ramadhan, Siapa Takut!

Shaum, atau dalam bahasa prokemnya dikenal dengan istilah “Puasa”, merupakan sarana pembinaan dari Alloh subhanahu wa ta’ala kepada kaum beriman. Tentunya dalam 30 hari ujian ke depan, harus dilakukan sesuai petunjuk-Nya. Kalau engga, seperti hadits Nabi shollallohu ‘alaihi wassalam,

“Berapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapat apapun kecuali lapar dan dahaga”

(HR. Bukhari & Muslim)

So, pada postingan kali ini saya mau sekedar membagi tips supaya kita semua jadi lulusan ‘Juara Umum’ Ramadhan, Insya Alloh…

Pertama, anggaplah Ramadhan kali ini kesempatan terakhir kamu. Kehilangan momen Ramadhan saat ini, berarti rugi besar. Karena ga ada yang tau panjang umur manusia. Kalo kata Al Imam Hadits Syu’bah bin Hajjaj Al Bashari: “Jangan kosongkan waktumu, karena maut mengintaimu.”

Kedua, cobalah mulai sekarang susun agenda selama bulan Ramadhan kali ini dengan jelas. Buat jadwal mulai bangun tidur, qiyamul lail, sahur, sholat berjamaah, dzikir di pagi dan sore hari, pergi sekolah/kuliah/kerja, sampai menjelang tidur kembali. Jangan lupa, tingkatkan bacaan dan hafalan surat-surat Al Qur’an. Wah… jauh lebih bagus kalo ditargetin bacanya minimal bisa khatam sekali tuh! Tujuannya agar kita mudah mengevaluasi kuantitas dan kualitas ibadah yg dilakukan. Amirul Mukminin Umar bin Khattab pernah bilang, “Hisab(hitung)lah (amalan) dirimu sebelum kamu dihisab pada hari kiamat.”

Ketiga, jauhi sikap menunda-nunda dalam urusan ibadah. Berusahalah sekuat tenaga untuk tetap menjalankan agenda Ramadhan yang telah di susun dengan tepat waktu. Karena sekali saja melenceng, bisa jadi semangat kita jadi mengendur.

Keempat, tanamkan sikap untuk tidak mudah tunduk pada perasaan lelah dari mengerjakan amaliyah Ramadhan. Intinya adalah mujahadah atau senantiasa berusaha mengerjakan suatu amalan dengan sungguh-sungguh. Awalnya memang sulit, tapi… ingat jargon: BISA KARENA BIASA!! Dan mungkin kamu bisa termotivasi kalo terus ingat amalan di bulan suci ini bakalan dibalas 700x lipat pahalanya! Wuuiihh… sayang kan kalo dilewatin?!

Kelima, lakukan muhasabah atau evaluasi harian sebelum tidur terhadap amal yang telah dilakukan. Munculkan tekad untuk berbuat lebih baik pada esok hari. Munculkan perasaan cemas dan harap, apakah shaum kita pada hari ini diterima Alloh subhanahu wa ta’ala?? Ada riwayat begini, Al Imam Hasan Al Bashri pernah lewat di depan segerombolan orang yang lagi asyik cengengesan (bahasa prokemnya ketawa tuh! ), lantas beliau berkata: “Sesungguhnya Alloh subhanahu wa ta’ala menjadikan Ramadhan sebagai arena perlombaan melakukan ketaatan bagi makhluk-Nya. Kemudian ada orang yang berlomba hingga menang, ada pula orang-orang yang tertinggal dan kecewa. Tetapi, yang sangat mengherankan adalah pemain yang tertawa-tawa di saat yang lain berpacu meraih kemenangan.”

Keenam, hindari pekerjaan yang terlalu berat di siang hari. Hal ini sangat wajar, karena bagaimanapun di bulan suci ini, kita akan melakukan aktivitas ibadah yang padat di malam hari. Entah itu tarawih, tilawah, ataupun qiyamul lail. Terlalu lelah, bisa mengakibatkan tubuh lelah dan bisikan syaithon pun semakin gencar untuk membuat kita malas-malasan.

Ketujuh, sedapat mungkin kurangi aktivitas yang kurang berguna, kayak JJS di Mall, ngeceng, baca komik, nonton TV (apalagi kayak Telenovela en sinetron). Bukannya ga boleh sama sekali, cuma ya agak dikurangi aja… kan waktunya bisa dimanfaatkan untuk aktivitas yang jauh lebih berguna.

Kedelapan, sering-sering dateng ke komunitas yang mengajak kita untuk terus mengingat Alloh. Semisal silaturrahim ke anak-anak Rohis, dateng ke majelis taklim, ngikut kajian “Obrolan Menjelang Buka”, etc. Daripada ke Mall, coba deh maen ke forum dzikir, masjid/musholla. Disana kamu bisa nimba lebih banyak ilmu.

Kesembilan, hindari terlalu kenyang pas ifthor ato buka puasa. Karena bisa merusak nilai ibadah shaum kita. Imam Al Ghazali juga pernah bilang “Tidak ada wadah yang paling dibenci Alloh subhanahu wa ta’ala selain perut yang penuh dengan makanan. Berbukalah dengan beberapa biji kurma atau kue-kue kecil lainnya, lalu minum yang manis-manis dan setelah itu bergegaslah ke masjid untuk shalat maghrib berjamaah. Setelah pulang, makan malam sedikit saja agar tidak mengganggu ibadah tarawih.” Lha, trus kapan makan enaknya donk?! Tenang, kamu bisa menyantap apapun setelah selesai tarawih. Tapi ingat, perhatikan kondisi perut kamu. Kalau kepenuhan, bisa-bisa meledak lho!!!

Kesepuluh, nah ini hal terakhir yang kudu kamu kerjain, tapi kebanyakan orang justru menyepelekannya. Ibadah sunnah I’tikaf di masjid pada 10 malam terakhir merupakan detik-detik perpisahan kita dengan Ramadhan yang sangat mulia. Oleh karenanya, pada saat itu kita harus lebih memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Sebelum pada akhirnya, kita harus menunggu kembali setahun kemudian untuk berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan. Itupun kalo Alloh masih mengijinkan kita… kalo ga? Hikz… bakalan nyesel deh!

So, gmn? Jadi Alumni Terbaik Ramadhan tahun ini??? Siapa Takut?!

Tidak ada komentar: